Hubungan Karakteristik Pasien Sindrom Koroner Akut Dengan Intensitas Nyeri Dada Di RS Al Islam Bandung
DOI:
https://doi.org/10.58550/jka.v3i2.2Keywords:
Intensitas Nyeri Dada, usia, Jenis KelaminAbstract
Latar Belakang Sindrom Koroner Akut masih menjadi perhatian dunia dengan tingkat prevalensi yang tinggi, yaitu mencapai 7,2% pada tahun 2007 di Indonesia (Isman Firdaus, 2012). Rumah Sakit Al Islam Bandung pada tahun 2015 terdapat 15 pasien dengan NSTEMI, 14 pasien STEMI, 6 pasien OMI, dan 36 pasien UAP (Unstable Angina Pectoris), sedangkan pada tahun 2016 terjadi peningkatan UAP menjadi 67 pasien dan CAD (Coronary Artery Diseases) sebanyak 219 pasien. SKA memiliki gejala khas yaitu nyeri dada yang dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kecemasan, ketakutan, dan tingkat stres. Tujuan Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan karakteristik responden seperti usia, jenis kelamin, diagnosis SKA terhadap intensitas nyeri dada pada pasien SKA. Metode Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan uji korelasi pada 52 responden yang mengalami nyeri dada di IGD RS Al Islam Bandung. Hasil Hasil pada penelitian ini tidak terdapat hubungan yang signifikan terhadap semua karakteristik responden seperti usia (p=0.129), jenis kelamin (p=0.452), dan diagnosis medis (p=0.313). Nilai signifikansi mendekati 0 yang berarti hubungan lemah.
References
American Heart Association. (2016). Acute coronary syndrome Sep 16, 2016 diakses melalui http://www.heart.org.
Colombo, A., Proietti, R., Viktor, C., Nestor, L., Maurizio, V, Paolo, D. (2014). Triggers of acute myocardial infarction: A neglected piece of the puzzle. Journal of Cardiovasc Medicine, 15(1) : 1–7.
Dai, X., Whitehead, J.B., Alexander, K.P. (2016). Acute coronary syndrome in the older adults. J Geriatr Cardiol 13: 101-108. doi: 10.11909/j.issn.1671-5411.2016.02.012.
Edwards, M., Chang, A.M., Matsuura, A.C., Green, M., Robey, J.M., Hollander, J.E. (2011). Relationship between pain severity and outcomes in patients presenting with potential acute coronary syndromes. Annals Of Emergency Medicine an International Journal. 58(6): 501-507 doi:10.1016/j.annemergmed.2011.05.036.
Gale, C.P. et al. (2012). Resolving inequalities in care? Reduced mortality in the elderly after acute coronary syndromes. The myocardial ischaemia national audit project 2003–2010. Eur Heart J. 33:630–639.
Firdaus, I. (2012). Strategi Farmako-Invasif pada STEMI Akut. Jurnal Kardiologi Indonesia, 32 (4) Oktober – November :266-271.
McCance KL, Huether, S.E., Brashers, V.L., Rote, N.S. (Eds) (2010). Pathophysiology: The biologic basis for disease in adults and children. 6th ed. Kanada: Mosby Elsevier.
McCarthy, S.O., McGillion, M.H., Victor, J.C., Jones, J., Durdle, J.M. (2015). Prodromal symptoms associated with acute coronary symptom presentation. European Journal of Cardiovascular Nursing, 15(3) :e52-9 .doi: 10.1177/1474515115580910 cnu.sagepub.com.
Polewczyk, A., Janion, M., Polewczyk, M. (2011). Acute coronary syndromes in women - gender specific changes in coronarography. Cardiology and Cardiovascular. Branislav, B. (Eds). Coronary angiography-The need for improvement in medical and interventional therapy. In Tech.
Smeltzer C. S. (2002). Buku ajar brunner & suddarth : Keperawatan medikal bedah. Jakarta : EGC Thompson, P.L. & McQuillan, B.M. (2016). Acute coronary syndromes in women: Different presentation and poorer outcomes. Medicine Today. 17 (5) : 16-20.
Urden, L., Stacy, K.M., Lough, M.E. (2009). Critical care nursing: Diagnosis and management.6th Ed. Mosby Elsevier.