Evaluasi Resep Obat Anti Tuberkulosis Pada Bulan Oktober – Desember 2023 Di Apotek K-24 Kiaracondong Bandung

Authors

  • Deliana Politeknik Kesehatan TNI AU Ciumbuleuit
  • Andini

DOI:

https://doi.org/10.58550/jka.v11i1.309

Keywords:

Tuberkulosis , OAT, resep, interaksi obat

Abstract

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. TB merupakan penyakit yang sangat mudah menular melalui udara. Kesalahan dalam pengobatan merupakan salah satu masalah kesehatan yang dapat merugikan pasien mulai dari resiko ringan hingga serius. Oleh karena  itu dilakukan penelitian mengenai evaluasi resep obat anti tuberkulosis dengan tujuan mencegah kesalahan pengobatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pengambilan data secara retrospektif. Evaluasi resep yang dilakukan meliputi skrining resep secara administratif dan klinis, serta kajian mengenai ketepatan dosis dan kemungkinan adanya interaksi obat. Berdasarkan hasil skrining secara administratif terhadap 21 resep obat anti tuberkulosis terdapat 21 resep yang tidak lengkap, yang meliputi tidak adanya paraf dokter (9,52%), alamat pasien (90,47%), umur pasien (71,42%), jenis kelamin pasien (38,09%), dan berat badan pasien (90,47%). Obat anti tuberkulosis yang diresepkan adalah rifampisin (44,11%), isoniazid (32,35%), ethambutol (20,58%), dan pirazinamid (5,88%). Ketepatan dosis obat anti tuberkulosis tidak dapat dianalisis secara keseluruhan karena ketidaklengkapan resep, namun ada enam resep (28,57%) yang dapat dianalisis dan sudah tepat dosis. Terdapat 33,33% potensi interaksi obat dalam resep, serta terdapat 66,66% resep tanpa potensi interaksi obat.

 

Kata Kunci: Tuberkulosis, OAT, resep, interaksi obat

References

1. Abdillah, R. Q. (2018). Potensi Interaksi Obat Pada Pasien Tuberkulosis Paru Rawat Jalan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Delanggu Fakultas Farmasi.Universitas Muhammadiyah Surakarta

2. Balqis, S. (2015). Kajian Administrasi, Farmasetika, dan Klinis Resep Pasien Rawat Jalan di Rumikital DR. Mintoharjo. 1-59.

3. Darmanto, D. (2014). Respirology. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran.

4. Dinas Kesehatan. (2022). Investasi Untuk Eliminasi TBC. Retrieved from https://p2p.kemenkes.go.id/inventasi-eliminasi-tbc/

5. Drugs.com, 2023, Interactions Checker, Terdapat di : https://www.drugs.com/drug_Interactions.html [Diakses pada Juni 4, 2024]

6. Kementerian Kesehatan. (2023, September). Fase Pengobatan Tuberkulosis. Retrieved from https:yankes.kemenkes.go.id/view_artikel/2794/fase-pengobatan-tuberkulosis

7. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta.

8. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana Tuberkulosis. Jakarta.

9. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Strategi Nasional Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia. Jakarta.

10. Kementerian Kesehatan RI. (2018). Infodation Tuberkulosis, Pusat Data dan Informasi Tuberkulosis.

11. Keputusan Kemenkes. (2018). Keputusan Kementerian Kesehatan - Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek Kabupaten Kolaka.

12. Medscape.com, Drug Interactions Checker. (2024), terdapat di Aplikasi Medscape .

13. Megawati Fitria, S. T. (2021). Medication Error pada Tahapan Prescribing dan Dispensing di Apotek Denpasar Period Januari-Desember 2019. Volume 7, Halaman 47-54.

14. Menkes. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016, tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. . Jakarta : Menteri Kesehatan RI.

15. Peraturan Pemerintah. (2017). Tentang Apotek,. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

16. Pionas. (2015). Pusat Informasi Obat Nasional - Prinsip Pengobatan Tuberkulosis. Jakarta.

17. Purwaningsis Neneng Sri, K. F. (2019). Evaluasi Skrining Resep Rawat Jalan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Buah Hati Ciputat Periode Januari- Desember 2019. Volume 1, No 1.

18. Ramatillah, D. L. (2020). Buku Ajar Interaksi Obat. Universitas 17 Agustus 1945, 4-6.

19. Ria Afrianti, F. L. (2023). Interaksi Obat Anti Tuberkulosis pada Pasien Tuberkulosis Paru. Jurnal Kesehatan Perintis, Volume 10 No 1.

20. Romdhoni, M. f. (2020). Kaidah Penulisan Resep Obat (Cetakan Pertama: Januari 2020 ed.). Sleman: Penerbit Deepublish.

21. Sevilla Elza Azzahra, I. d. (2021). Kajian Potensi Interaksi Obat Pada Pasien TB Paru di RSUD dr. Gondo Suwarno Kabupaten Semarang . 4-5.

22. Sitorus, B. (2016). Peran Pengawas Menelan Obat (PMO) terhadap pengobatan Penderita Tuberkulosis di Wilayah Kera Unit Pengobatan Penyakit Paru-Paru Pontianak. 1-21.

23. Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Sampling Jenuh . Bandung: CV.

24. Sukandar, E. Y. (April 2017). Evaluasi Penggunaan Obat Tuberkulosis pada Pasien Rawat Inap di Ruang Perawatan Kelas III.

25. WHO. (2020). Report of Indonesia External Monitoring Mission (JEMM) for Tuberkulosis (Final Report as per March 24) Global Tuberculosis Report.

26. WHO. (2023). Global Tuberkulosis Report. Geneva: World Health Organization, 2023. [online]. Available at: https://apps.who.int/bookorders.

Downloads

Published

2025-03-27

How to Cite

Ayu, D., & Dwinta, F. (2025). Evaluasi Resep Obat Anti Tuberkulosis Pada Bulan Oktober – Desember 2023 Di Apotek K-24 Kiaracondong Bandung. Jurnal Ilmiah JKA (Jurnal Kesehatan Aeromedika), 11(1), 113–121. https://doi.org/10.58550/jka.v11i1.309

Similar Articles

<< < 1 2 3 4 > >> 

You may also start an advanced similarity search for this article.